Prihatin Keadaan Bangsa dan Negara, Sekitar 40 Tokoh Berkumpul di Kediaman Rizal Ramli
Mediapertiwi,id, Jakarta Selatan-Sekitar 40 tokoh, dari kalangan Akademisi, Jurnalis, Ulama, Purnawirawan TNI, Aktivis, dan Perwakilan Mahasiswa siang tadi, Senin 21 Agustus 2023 berkumpul di kediaman Dr. Rizal Ramli di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Mereka menyampaikan rasa keprihatinannya serta kekesalannya atas keadaan bangsa negara yang semakin hari semaki kacau. Perilaku korupsi, kemiskinan, pengangguran, ketidak adilan, ketimpangan sosial ekonomi, penegakkan hukum, dll semakin parah.Dalam keterangan pers, Dr. Rizal Ramli, Prof. Amin Rais, Letjend Purn Marinir Soeharto, Mayjend Purn Kopassus Soenarko, Marwan Batubara, dll menyampaikan kekecewaannya atas kepemimpinan Presiden Jokowi yang tidak mampu mewujudkan amanah yang diberikan kepadanya selaku presiden, untuk mengayomi dan kesejahteraan rakyat. Terjadi penindasan semena-mena kepada rakyat kecil, salah satu contoh adalah penangkapan terhadap aktivis dan masyarakat yang mengkritik pemerintah, serta banyak masyarakat yang belum mendapatkan hidup yang layak.Disisi lain menurut Rizal Ramli dan tokoh lainnya terjadi kasus mega korupsi namun lamban dalam proses penanganan hukumnya. Hidup para pejabat semakin makmur dan kaya namun ironis ada sekitar 40% saat ini rakyat kita hidup miskin.
Disisi lain menurut Rizal Ramli dan tokoh lainnya terjadi kasus mega korupsi namun lamban dalam proses penanganan hukumnya. Hidup para pejabat semakin makmur dan kaya namun ironis ada sekitar 40% saat ini rakyat kita hidup miskin.
Adalah suatu kenyataan yang dirasakan oleh rakyat Indonesia saat ini bahwa tujuan kemerdekaan yaitu mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan bangsa, dan tuntutan Reformasi yaitu menegakkan demokrasi dan pemberantasan KKN yang ditetapkan oleh Tap. MPR No. XI/1998, pelaksanaannya semakin jauh dari harapan.
Indeks demokratisasi Indonesia kini semakin merosot, hak-hak rakyat terhadap kebutuhan dasar, pendidikan, dan fasilitas sosial lainnya semakin tidak terjangkau, 40% rakyat Indonesia masuk dalam kategori miskin, hak-hak politik dan kebebasan rakyat untuk berpendapat kini ditindas.Tujuan kemerdekaan diselewengkan untuk dominasi dan kemakmuran Oligarki beserta para pejabat pemegang kekuasaan serta kelompoknya yang mengambil keuntungan, sambil terus menerus memperbodoh rakyat dengan melakukan penyesatan logika dan opini.
Sementara kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil telah membuat rakyat semakin miskin, kehilangan kesempatan untuk bekerja dan meningkatkan kesejahteraan.Tujuan Reformasi nyatanya telah pula dikhianati oleh orang-orang yang tidak pernah berjuang dalam menegakkan demokrasi, yang pada saat berkuasa justru mempreteli demokrasi, memperlemah lembaga anti korupsi, dan membiarkan berkembangnya penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat untuk memperkaya keluarga dan kelompoknya secara sangat ganas dan vulgar.
Akibatnya Indonesia kini terus terbawa di dalam kubangan masalah yang sama seperti KKN, kemiskinan, kebodohan, rendahnya pelayanan kesehatan, dominasi sumber kekayaan alam oleh asing, dan kesulitan-kesulitan ekonomi yang sangat membebani mayoritas rakyat.Bahkan kini indeks persepsi korupsi Indonesia sebagaimana dirilis oleh Transparency International, 2023, hanya mendapat skor 34.
Kerugian negara akibat korupsi yang masih terus merajalela sudah sangat luar biasa, sekitar 30X.
Sementara lembaga-lembaga Trias Politica di negeri ini seperti lembaga legislatif (MPR RI, DPR RI, DPD RI), lembaga yudikatif dan lembaga eksekutif menjadi bagian dari persoalan bangsa, karena tidak menjalankan fungsi dan tugas yang seharusnya, sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi.
Alih-alih memperjuangkan tujuan kemerdekaan agar menjadi kenyataan mereka malah ikut menggerogoti Undang-undang Dasar 1945.
Pemimpin-pemimpin dan lembaga-lembaga negara yang bertentangan dengan cita-cita kemerdekaan dan tuntutan Reformasi itu wajib dilawan dan dihentikan.
Pengkhianatan terhadap tujuan kemerdekaan adalah bentuk lain dari Neokolonialisme yang dikendalikan oleh Oligarki.
Melalui Seruan Kebangsaan ini kami para tokoh nasional, kalangan akademisi, aktivis, para mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya yang tergabung di Koalisi Perbaikan Indonesia (KPI) mendesak kepada KPK dan Kejaksaan Agung agar praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) serta praktek Kejahatan Keuangan lainya yang merajalela saat ini segera diberantas sampai ke akar-akarnya.
Kami mendesak kepada KPK dan Kejaksaan Agung agar secara total segera menumpas dan mengadili semua pihak yang terkait dengan kejahatan tersebut tanpa sikap tebang pilih, termasuk menyelesaikan semua laporan masyarakat yang begitu banyak berkaitan dengan praktek KKN dan Kejahatan Keuangan.
Desakan ini adalah demi tegaknya cita-cita kemerdekaan dan tuntutan Reformasi.
Kami mendesak KPK dan Kejaksaan Agung tidak boleh takut. Karena jangan sampai rakyat menggunakan caranya sendiri untuk menegakkan keadilan di bumi pertiwi ini.(sup).
Post a Comment