Kematian Salah Satu Rahasia Tuhan Yang Tak Mampu Dipahami Oleh Kaum Sufi
Oleh:Jacob Ereste
Mediapertiwi,id,-Sakit yang sedang mendera itu seperti sedang menghantar dirinya menuju kematian yang sudah terlalu lama dia nantikan. Rahasia dari kematian itu, ternyata jauh, lama sekali tak kunjung tiba. Sehingga dirinya lelah tertidur pulas, entah akan kapan terbangun untuk kemudian meneruskan pekerjaan yang terlalu banyak sudah dia tinggalkan.
Tapi mungkin juga pekerjaan yang terbengkelai itu lebih tepat untuk disebut terlupa, tanpa pernah sengaja untuk dia tinggalkan. Karena dia sendiri sesungguhnya pekerja yang terbilang manisk. Tapi memang daftar antrean pekerjaan yang harus dia lakukan sungguh sangat banyak.
Karena itu antrean pekerjaan yang banyak dan panjang itu, sempat dia bayangkan seperti orang sakit yang tengah antre di Puskesmas Kampung Telaga yang selalu mengalami kekeringan, tapi selalu banjir pula saat di musim penghujan. Dan jembatan kecil yang menjadi penghubung dengan kampung sebelah, sering terputus, seperti telah menjadi kebiasaan rutin semacam upacara pagi yang sangat membosankan.
Kurang lebihnya begitulah kisah suasana hati sohib kita tadi yang tengah didera sakit yang cukup aneh jenis dan modelnya, dan sungguh misterius ikwal penyakit yang dialaminya sekarang ini. Sebab belumnya pernah ada satu orang pun yang mengalami penyakit serupa ini di dunia. Konsekuensi logisnya, dia pun rela dan pasrah untuk dijadikan semacam uji percontohan untuk penyakit yang aneh dan musterius ini.
Setelah hampir seharian berada di laboratorium klinis yang terbilang megah dan komplit dari rumah sakit yang berkelas internasional ini karena peralatan yang dimilikinya serba modern, dia cukup merasa puas saat harus kembali ke rumah setelah mendapat rekomendasi dari dokter yang super ketat. Mulai dari makan dan minum hingga waktu istirahat, untuk sementara waktu tidak boleh dijenguk oleh siapa pun, kecuali keluarga tertentu yang khusus hanya untuk memenuhi keperluan dirinya.
Begitulah dia pulang ke rumah tinggalnya di Kampung Telaga dengan menyusur jalan protokol yang penuh sesak dengan kendaraan roda empat maupun roda dua yang antre seperti waktu subuh tadi ketika berangkat sudah tersendat.
Dia bayangkan, seperti itulah kini nafasnya yang sudah tersendat. Terkadang macet sesaat, berhenti dari kontinuitas yang patuh pada sunnattullah.
Di jalan raya ini, semua kendaraan berjejal seperti sedang berlomba menuju tempat yang tidak tentu, entah kapan akan usai. Seperti sejumlah orang yang sakit, antre di Puskesmas maupun klinik dan rumah sakit. Semua tak jelas, entah kapan bakal berakhir. Lantaran itu kecemasan tak lagi perlu merisaukan hati, toh pada saatnya, akan tiba juga waktunya, seperti yang ditulis dan pernah dialami langsung oleh Penyair Chairil Anwar yang lebih dikenal bergelar "Binatang Jalang".
Agaknya, seperti itulah rahasia dari kematian yang menjadi bagian milyaran jumlah dari rahasia milik Tuhan. Hingga akhirnya kembali mengingatkan pada puisi "Yang Tak Mati-mati" ditulis pada tahun 1982 saat mukim di Ngayogyakarta Hadiningrat dulu, yang kini tinggal menjadi bagian dari kenangan, seperti kita mengenang mereka yang telah pergi, tak pernah kembali.
RS. Dharmais, 22 Mei 2023.
Post a Comment