PERINGATAN HARI IBU DIBALIK MASSIFNYA PELECEHAN KAUM HAWA
Oleh. Muh. Ikbal majid Ketua FORUM UKHUWAH ISLAMIYYAH SULSEL (FUIS)
Mediapertiwi,co.id-Hari ini tepatnya tgl 22 Desember diperingati sebagai hari ibu, hal ini berdasarkan Kongres wanita pertama yang dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 22-25 Desember 1928,kongres wanita pertama ini dihadiri 30 kumpulan atau organisasi wanita dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang yang didominasi peserta yang berasal dari organisasi aisyiah yakni sekitar 50% lebih, hal demikian sangat pantas sebab organisasi wanita bentukan muhammadiyah ini adalah organisasi yang tertua yaitu aisyiah 1917,wanita oetomo 1920 dan wanita taman Siswa 1922.
Peran wanita dalam perjalanan bangsa Indonesia adalah hal yang sangat mendasar dan tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa baik sebelum kemerdekaan maupun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, salah satu indikasinya adalah banyaknya pejuang wanita yang menjadi pahlawan nasional seperti RA Kartini, cut nyak dien,laksamana malahayati dan sebagainya.
Di era kekinian pun wanita menjadi garda terdepan dalam memajukan bangsa ini dari segala aspek kehidupan terlebih dalam keluarga wanitalah yang menjadi elemen utama penentu baik atau tidaknya generasi harapan bangsa.
Di zaman yang makin maju dan modern ini ada hal yang sangat ironis pada bangsa Indonesia yakni adanya eksploitasi wanita khususnya dalam bidang periklanan yang kita bisa saksikan di hampir seluruh media online bahkan dalam berita online yang menyuguhkan hari ibu sekalipun wanita-wanita kita sangat tidak terhormat dengan dijadikannya iklan obat kuat lelaki.
Pemerintah dalam hal ini kemenkominfo dan kementerian perlindungan perempuan dan anak seperti hanya menutup mata akan fakta-fakta yang sangat menghinakan perempuan terutama wanita-wanita muslimah berhijab yang diobral sedemikian rupa dengan judul yang teramat vulgar dan porno seperti pada gambar-gambar yang penulis sajikan pada tulisan ini, iklan kotor seperti ini sedikit pun tidak menghargai perempuan dan membawa perempuan pada titik terendah dengan pelecehan kaum hawa yang sangat massif dan terstruktur,
Kenyataan ini sangat kontradiksi dengan peringatan hari ibu dan kampanye perlindungan perempuan yang kesemuanya menurut penulis hanya pencitraan semata yang tidak bermakna oleh kementerian perempuan begitu pula dengan kemenkominfo yang hanya garang pada media-media dakwah yang dianggap kritis terhadap pemerintah.(*).
Post a Comment