Terindikasi Terjadi Persekongkolan Berjamah Di Balik Pekerjaan Proyek Betonisasi di Pammana.
Mediapertiwi,co.(wajo sulsel)-Proyek Betonisasi jalan yang terletak di ruas TadangpaliE -Abbanuange, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, menuai sorotan masyarakat setempat. Pasalnya, proyek senilai Rp 2. 289.678.000, baru seumur jagung sudah mengalami keretakan yang cukup parah.
Hasil pantauan media ini di lokasi tersebut, terdapat beberapa titik Beton yang sudah mengalami keretakan. Hal tersebut diduga bahan materilnya yang digunakan tidak sesuai yang di harapkan.
Sejumlah warga di desa tersebut yang ditemui senada menjelaskan, proyek tersebut belum sepenuhnya dipergunakan. Warga mempertanyakan kondisi tersebut, sebab jalan ini belum sepenuhnya dipergunakan atau dilalui oleh kendaraan, sudah ada mengalami keretakan.
Salah seorang warga bernama Ambi Ogi, Mengatakan bahwa, diduga proses pengerjaan proyek dilakukan asal-asalan. ”Kami juga heran pak, masa belum dilalui kendaraan sudah ada yang terlihat retak, ”tanyanya, seraya menambahkan keretakan yang terlihat banyak terjadi di antara sudut kiri kanan beton tersebut. Dan sangat fatal apabila kendaraan mobil nantinya akan lalui. Bisa-bisa akan terjadi kerusakan parah karena dasar bawanya kurang padat.
Pasir yang digunakan bukan pasir kasar, hanya menggunakan pasir lokalyang kadar tanahnya terlalu banyak.
Terkait masalah tersebut, Andi Germanto salah satu aktifis di Kabupaten Wajo ini, yang dimintai tanggapannya, menjelaskan, jika dalam suatu proyek pengerjaan beton mengalami keretakan, maka pihak kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya dan juga dari instansi terkait. Hal ini kemungkinan besar kurangnya pengawasan dari instansi tersebut.
“Sangat disayangkan pembangunan jalan beton yang belum dilalui kendaraan sudah retak,” tegasnya. Ia menambahkan, jika ada keretakan harus di bongkar lagi, jangan ditambal sebab beton itu bisa patah.
Dalam penelusuran media ini Rabu (3/11/2021) Sore, terlihat sejumlah mobil molen pengangkut bahan cor. Saat melakukan pengecoran terlihat bahan cornya tidak sesuai campuran materilnya.diduga karena adanya wartawan yang memantau para pekerjanya bergegas menghentikan pekerjaannya dan menyuruh 2 mobil molen tersebut pergi. Ketika ditanya salah satu pekerjanya, mengatakan bahwa campuran cor salah hitung maka di kembalikan.
Hal ini kemungkinannya ada permainan soal bahan materilnya karena bertepatan dengan adanya media ini di lokasi memantau pekerjaan tersebut, supaya tidak ketahuan bahan campurannya makanya mobil molen tersebut langsung pergi.
Menanggapi hal tersebut Andi Germanto, menduga bahwa bahan materil cor yang di angkut mobil molen tersebut campurannya tidak sesuai. Dan hal ini bisa jadi permainan kontraktor yang ingin meraup keuntungan besar. Jadi tidak heran kalau hasil beton tersebut cepat mengalami keretakan dan patah.
"Dalam waktu dekat ini pihaknya bakal melaporkan ke DPRD Wajo, dan juga kepada aparat hukum secara resmi terkait pekerjaan tersebut," tegas Andi Germanto.
Sementara itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pekerjaan proyek tersebut, Nasruddin yang hendak di konfirmasi soal pekerjaan tersebut oleh media ini belum dapat di temui. Jauh sebelumnya hendak di temui di kantornya diduga menghindar. Dihubungi melalui ponselnya tak kunjung memberikan jawaban
Melihat kinerja dari kontraktor proyek betonisasi ruas TadangpaliE-Abbanuangnge, kurangnya pengawasan dari pihak pengawas lapangan (Waslap) dan pihak PPKnya.
Hal ini bisa jadi kelalaian dari pihak PPK sehingga kontraktor bekerja tidak sesuai mutu yg tercantum dalam RAB, makanya pekerjaan ini berpotensi merugikan negara dan bisa menjadi ranah pidana hukum. Dan juga terindikasi terjadi persekongkolan berjamah di balik pekerjaan proyek tersebut. (Tim).
Post a Comment